Sunday, July 12, 2009

Perjalanan Ikrimah dari Syirik menuju Tauhid

Hari ditaklukkannya kota Mekah atau “Fathul Makkah” merupakan hari penuh kegemilangan dalam sejarah Islam. Pada hari itu, Rasulullah saw dengan dua ribu umatnya menyerukan kalimat Labaik Allahumma labaik ketika memasuki kota Mekah. Kalimat ilahiah yang diserukan dengan penuh semangat keimanan itu sedemikian menyentuh qolbu sehingga seluruh rakyat Mekah terpukau olehnya.
Pada hari tersebut, Bilal dengan perintah Rasulullah saw telah memanjat bagian atas Ka’bah dan dengan seluruh kekuatannya, ia menyerukan azan dengan suara yang lebih merdu dibandingkan hari-hari sebelumnya. Saat itu, kota Mekah tenggelam dalam kegemilangan dan detik-detik ini terasa sungguh indah bagi umat Islam.
Rasulullah saw pada hari penaklukkan kota Mekah, mengeluarkan perintah pengampunan umum. Siapapun yang tidak melakukan perlawanan, akan diampuni. Namun demikian, Ikrimah putra Abu Jahal tetap merasa takut dan khawatir. Dia melarikan diri dari Mekah ke Yaman. Isteri Ikrimah yang bernama Ummu Hakim tetap tinggal di Mekah. Ia adalah seorang perempuan yang bijaksana dan cerdas. Sejak hari-hari pertama penaklukan Mekah, dia telah memeluk agama Islam. Namun, Ummu Hakim masih merasa khawatir atas nasib suaminya.
Sejenak, Ummu Hakim merasa ragu-ragu, apakah baik baginya untuk menemui Rasulullah untuk membicarakan nasib suaminya itu. Dia ingin meminta Rasulullah untuk memberi ampunan kepada suaminya. Rasa sedih dan khawatir yang menderanya serta kesiapannya untuk melakukan pengorbanan bagi suaminya, membuatnya mengambil keputusan untuk bertemu Rasulullah. Wajah Rasulullah yang mulia dan penuh kebaikan, membuat hati Ummu Hakim dipenuhi dengan harapan dan dia berkata, “Wahai Rasulullah, suamiku Ikrimah telah melarikan diri ke Yaman karena takut. Aku meminta agar engkau mengampuninya, sehingga dia bisa pulang kembali ke Mekah dan menebus masa lampaunya.”
Rasulullah saaw mengabulkan permintaan perempuan yang tidak punya tempat bernaung ini dan berkata, “Aku memberi perlindungan kepada Ikrimah. Siapapun yang melihatnya, janganlah mengganggunya.” Hati Ummu Hakim dipenuhi dengan rasa terharu. Dengan tidak sabar lagi dia melangkah keluar dari kota Mekah untuk mencari suaminya.
Setelah menempuh perjalanan yang jauh, Ummu Hakim menemui suaminya di pantai laut Tahamah. Saat itu, suaminya tengah berusaha untuk melarikan diri lewat jalan laut. Ketika Ikrimah melihat kedatangan istrinya, dia berkata, “Ummu Hakim, apa yang engkau lakukan di sini?” Ummu Hakim menjawab, “Ikrimah, aku datang setelah menemui seseorang yang berperilaku paling baik di antara seluruh manusia. Engkau cepat sekali membuat keputusan. Muhammad adalah manusia yang paling mulia. Dia merupakan manusia yang terpercaya. Janganlah engkau merasa takut. Aku telah memintakan pelindungan buatmu dari Muhammad.”
Ikrimah merasa tubuhnya menjadi lemah. Dengan perlahan-lahan dia duduk di atas tanah dan berkata, “Engkau telah memintakan perlindungan buatku?” Ummu Hakim berkata, “Muhammad merupakan Rasul Alloh. Dia telah memberikan hakku dan hakmu. Ikrimah, Muhammad tidak datang untuk berperang. Dia adalah pembawa berita damai dan persahabatan. Dia sedang berada di puncak kekuasaan, namun dia tetap memberikan ampunan kepada semua musuhnya dan menjamin keamanan mereka. Apakah engkau pernah menemui orang yang lebih besar dan lebih mulia darinya? Muhammad pembawa berita tauhid. Dia berkata, kita harus menyembah Alloh yang maha Esa. Jangan saling berkhianat. Manusia harus saling bersahabat. Perang dan permusuhan harus diketepikan dan amanah haruslah dipelihara. Tidakkah ucapan seperti ini menjamin kebaikan dan kebahagiaan?”
Mendengar ucapan istrinya, Ikrimah merasa tenang dan kemudian bersama isterinya, dia berjalan kembali ke kota Mekah. Sesampainya di Mekah, Ikrimah menemui Rasulullah saw dengan kepalanya tertunduk ke lantai karena merasa menyesal akan perbuatannya. Ketika Rasulullah saw melihat kedatangan Ikrimah, beliau berkata kepada sahabat-sahabatnya, “Ikrimah datang menemui kalian dalam keadaan mukmin dan muhajir. Janganlah kalian berkata sesuatu yang melukai perasaannya dan perasaan ayahnya. Janganlah kalian membuatnya sedih dan merasa terganggu.”
Ikrimah lalu duduk di dekat Rasulullah. Wajah Rasul yang bercahaya menarik hati Ikrimah. Dia tidak pernah melihat seseorang yang berada di puncak kuasa sedemikian baik dan tawadunya. Dia berkata kepada Rasulullah saw, “Isteriku melaporkan bahwa engkau telah memberikan aku perlindungan.” Rasulullah saw berkata, “Dia berkata benar. Keamananmu terjamin.”
Mendengar ucapan Rasulullah ini, hati Ikrimah menjadi terbuka dan ia pun memeluk agama Islam. Ia mengucapkan kalimat syahadah, “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya.”
Rasulullah saw kemudian berdoa untuk Ikrimah. Lelaki muslim itu pun berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, apa saja perintah yang akan engkau berikan kepadaku, akan aku laksanakan.” Rasulullah saw berkata, “Berjanjilah bahwa engkau akan berkhidmat di jalan Allah dan berjihadlah.”
Ikrimah menjawab, “Wahai Rasulullah, aku akan menyerahkan sedekah di jalan Islam sebanyak dua kali lipat dari sedekah yang selama ini telah aku berikan ketika aku dalam keadaan syirik dan menyembah berhala.”
Dengan demikian, Ikrimah kini telah berlindung di bawah naungan Islam dan menjadi mukmin yang berkhidmat di jalan Allah.

No comments:

Post a Comment